Jumat, 15 Agustus 2014

Pengaruh Media Tanam Terhadap Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau




Tujuan Penelitian                   :

Untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau.

Rumusan masalah        :

1.   Adakah pengaruh media tanam terhadap kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau?
2.  Tanah jenis apa yang memungkinkan tanaman kacang hijau tumbuh lebih cepat?
3.   Diantara akar, batang, daun tanaman kacang hijau manakah yang tumbuh lebih cepat?

Hipotesis                        :

1.  Mungkin media tanam sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.
2.  Mungkin tanaman kacang hijau lebih cepat tumbuh dan berkembang pada medium tanah pasir.
3.  Mungkin bagian akar tanaman kacang hijau lebih cepat tumbuh.


Tinjauan Pustaka                   :

Kajian Teori

v Teori tentang kacang hijau

Vigna radiata
(
L.) R. Wilczek
Phaeolus aureus Roxb.
 Berdasarkan klasifikasi tumbuhan, tanaman kacang hijau menempati kedudukan sebagai berikut  :
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
V. radiata











Ciri-Ciri Tanaman Kacang Hijau
Kacang hijau biasanya banyak ditanam di sawah dan ladang yang bertanah lembab serta cukup mendapat sinar matahari. Tanaman perdu berbatang basah ini tingginya 3 meter, batangnya bercabang tegak, bunga berbentuk kupu-kupu berwarna kuning kehijauan. Dari bunga itulah terbentuk polongan yang berisi 10 sampai 15 biji. Kacang hijau kulitnya hijau, biji putih serta dibuat taoge. Daunnya adalah daun majemuk yang terdiri dari tiga helai daun, berbentuk segitiga dan tulang daunnya menyirip.
Kandungan Gizi Kacang Hijau
Kacang hijau mempunyai nilai gizi yang cukup baik, mengandung vitamin B1 cukup tinggi (150 – 400 i.u) dan vitamin A (9 i.u). Kacang hijau yang sudah menjadi kecambah kaya kandungan vitamin E (tokoferol) yang penting sebagai anti oksidan, dalam mencegah penuaan dini, dan anti sterilitas. Kandungan protein kacang hijau mencapai 24 %, dengan kandungan asam amino esensiai seperti isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Kacang hijau mengandung karbohidrat sekitar 58 %. Pemanfaatan sifat fungsional dari patinya dapat dibuat sebagai tepung bahan berbagai bentuk makanan bayi sampai orang dewasa. Pati kacang hijau terdiri dari amilosa 28,8 %, dan amilopektin 71,2 %.
Kandungan gizi yang terdapat dalam kacang hijau, antara lain ; dalam 110 gram kacang hijau mengandung 345 kalori, 22,2 gram protein, 1,2 gram lemak, vitamin A, B1, 1,157 IU, mineral berupa fosfor, zat besi, dan mg.


v Teori dalam Perkecambahan Biji Kacang Hijau


Dalam perkecambahan biji Kacang Hijau ini, dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh SCHLEIDEN dan SCHWANN (Suryowinoto dan Suryowinoto, 1977) yang menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara normal melalui biji atau spora. Perkecambahan biji ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu air, suhu, o2 dan cahaya.

Dalam perkecambahan biji (Jann dan Amen dalam Khan, 1934) selalu mengalami proses, yaitu:
Ø  Fisiologis dan genetis:
Serangkaian proses-proses yang merupakan kelanjutan dari metabolisme dan pertumbuhan yang telah terjadi sebelumnya; serta awal dari transkripsi genom.

Ø  Morfologis:
Transformasi dari bentuk embrio menjadi seedling (semai) yang sempurna.
Ø  Biokimia:
Diferensiasi sekuensial (satu persatu) pada proses-proses oksidasi dan sintesis.

Proses perkecambahan biji secara fisiologis:
1.      Penyerapan air
·         Masuknya air secara imbibisi dan osmose
·         Pelunakan kulit biji
·         Pengembangan embrio dan endosperm
·         Kulit biji pecah, radicle keluar
                                 
2.      Pencernaan
·         Merupakan proses terjadinya pemecahan zat / senyawa bermolekul besar dan kompleks menjadi senyawa bermolekul lebih kecil, sederhana, larut dalam air dan dapat diangkut melalui membran dan dinding sel
·         Makanan cadangan utama pada biji : pati, herniselulosa, lemak, protein
·         Proses pencernaan dibantu oleh enzim

3.      Pengangkutan zat makanan
·         Hasil pencernaan diangkut dari jaringan penyimpanan makan menuju titik-titik tumbuh pada embryonic axis, radicle dan plumulae
·         Biji belum punya jaringan pengangkut, sehingga pengangkutan dilakukan secara difusi atau osmosis dari satu sel hidup ke sel hidup lainnya

4.      Asimilasi
·         Merupakan tahap terakhir dalam penggunaan cadangan makan
·         Merupakan proses pembangunan kembali
·         Tenaga / energi berasal dari pernafasan

5.      Pernafasan (respirasi)
·         Merupakan proses perombakan makanan (karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana (proses reduksi), dengan membebaskan sejumlah tenaga
·         Pertama kali terjadi pada embryonic axis; setelah cadangan habis, baru beralih ke endosperm / kotiledon
·         Aktivitas respirasi tertinggi adalah pada saat redicle menembus kulit biji

6.      Pertumbuhan
·         Ada dua bentuk pertumbuhan embryonic axis
·         Tenaga / energi berasal dari proses pernafasan
Proses perkecambahan morfologis
·         Merupakan suatu tahapan segera setelah terjadinya proses pengangkutan makanan dan pernafasan
·         Diawali oleh pembelahan dan perpanjangan sel
·         Dilanjutkan dengan embryonic axis yang makroskopik yanitu keluarnya redicle atau plumulae dari kulit biji.
 Faktor yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan dalam penyerapan air:

1)     Permeabilitas kulit/membran biji
2)     Konsentrasi air
Karena air masuk secara difusi (dari konsentrasi rendah ke tinggi), maka konsentrasi larutan di luar biji harus tidak lebih pekat dari dalam biji.
3)     Suhu air
Suhu air tinggi : energi meningkat, difusi air meningkat sehingga kecepatan penyerapan tinggi
4)     Tekanan hidrostatik
* berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air
* ketika volume air dalam membran biji telah sampai pada batas tertentu, akan timbul tekanan hidrostatik yang mendorong ke luar biji, sehingga kecepatan penyerapan air menurun
5)     Luas permukaan biji yang kontak dengan air
* berhubungan dengan kedalaman penanaman biji
* berbanding lurus dengan kecepatan penyerapan air
6)     Daya intermolekul
* merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul tanah / media tumbuh : makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji
* berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air
7)     Spesies dan varietas
Berhubungan dengan faktor genetik yang menentukan susunan kulit biji
8)     Tingkat kemasakan
Berhubungan dengan kandungan air dalam biji : biji makin masak, kandungan air berkurang, kecepatan penyerapan air meningkat
9)     Komposisi kimia
* biji tersusun atas karbohidrat, protein, lemak
* kecepatan penyerapan air : protein>karbohidrat>lemak
10)Umur
Berhubungan dengan lama penyimpanan : makin lama disimpan, makin sulit menyerap air

v Teori mengenai Media Tanam

TANAH

Banyak media tanam yang bisa dipilih untuk tanaman kita. Meskipun begitu, sebagian besar kegiatan pertanian dan pertamanan sampai saat ini masih bergantung kepada tanah. Mahluk-mahluk hidup di dalam tanah membantu memecah materi sisa tumbuhan dan bangkai hewan menjadi zat hara, yang kemudian diserap oleh akar tumbuhan. Jarang sekali kegiatan pertanian memakai media kapas, terkecuali para siswa yang akan melakukan penelitian biologi.


Dalam media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian maupun perkebunan. Sebelumnya, dijelaskan terlebih dahulu, sifat fisik tanah dan apa saja yang terkandung dalam tanah sehingga menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media tanam:
1.       Profil tanah
Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampung vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang dusah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan C.
a)     Horison A atau top soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan.
b)     Horison B disebutkan juga dengan zona penumpukan ( illuvation zone ). Horizon ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada horizon A.
c)     Horizon C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk.
2.  Warna tanah
Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organik rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Didaerah yang mempunyai sistem darinase (serapan air) buruk, warna tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat didalam tanah berbentuk Fe 2+
3.  Tekstur tanah
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1.      Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm
2.      Debu, berukuran 2-50 mikron
3.      Liat, berukuran dibawah 2 mikron
Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.
Tabel 1. Perbandingan hara yang terdapat dalam jenis tekstur tanah
Jenis Tekstur
P
K
Ca
Fe2O3
MgO
Pasir
0,08
2,53
2,92
5,19
1,02
Debu
0,10
3,44
6,58
9,42
2,22
Liat
0,20
4,20
5,73
17,10
1,77
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.

PASIR
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).

KERIKIL
Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam memang :idakjauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar.
Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.
Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.
KAPAS
Kandungan dominan kapas terdiri atas serat - serat tumbuhan (selulosa). Sedangkan zat - zat hara lainnnya sangat sedikit. Alasan utama pemakaian kapas sebagai media tanam adalah karena kapas dapat menjaga kelembapan yang lebih lama dan lebih baik daripada media tanah, sehingga kacang hijau yang ditanam di media kapas dapat tumbuh lebih cepat daripada di tanah. Selain itu terkstur kapas yang lembut sangat cocok untuk akar tanaman kacang hijau yang masih muda dan lemah sehingga akar muda tersebut dapat berkembang lebih baik untuk jangka waktu tertentu. 

Kekurangannya adalah kapas tidak mengandung unsur - unsur hara yang dapat mendukung kehidupan tanaman dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, jika tanaman kacang hijau ingin bertahan hidup lebih lama, maka tanaman tersebut harus segera dipindahkan ke media lain, tanah misalnya, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Lain halnya jika media kapas tersebut diberi unsur - unsur hara yang dapat menunjang kehidupan tanaman kacang hijau tersebut maka tanaman kapas dapat tumbuh lebih lama tanpa harus dilakukan pemindahan media tanam.

SERBUK GERGAJI
Wuryaningsih, Marwoto dan Mintursih (2001) menyatakan bahwa, serbuk gergaji sebagai limbah penggergajian kayu mudah didapat, dan kadang-kadang dapat diperoleh cuma-cuma. Di luar negeri serbuk gergaji digunakan sebagai campuran media dalam pot jika kulit pinus tidak tersedia.
Proses pelapukan kayu berlangsung lambat, karena kayu banyak mengandung senyawa-senyawa yang sulit terdekompoisisis seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa oleh karena itu dibutuhkan penghalus ukuran dalam hal ini secara kebetulan terjadi melalui proses penggergajian. Serutan kayu atau potongan kayu yang murni kurang sesuai untuk media tanam karena memiliki aerase dan rainase yang sangat proreus, sehingga daya simpan airnya kurang baik dan miskin akan unsur hara. Oleh karena itu perlu adanya aplikasi atau pengayaan pupuk kedalam serbuk gergaji untuk meningkatkan unsur hara pada media.

Hubungan Media Tanam terhadap Kecepatan Perkecambahan
Hubungan antara media tanam dengan kecepatan perkecambahan adalah:
a.      Daya intermolekul
* merupakan tenaga listrik pada molekul-molekul tanah / media tumbuh : makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji
* berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air
Hal ini menyebabkan biji Kacng Hijau akan sulit untuk berkecambah.
b.      Media tanam bertekstur pasir sangat mudah diolah, media jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Sehingga dapat menghambat kecepatan pertumbuhan kecambah karena kurangnya kelembaban.

Variabel               :
ü  Variabel Bebas
No.
Media Tanam
1.
Tanah
2.
Pasir
3.
Kerikil
4.
Kapas
5.
Serbuk gergaji

ü  Variabel Tetap
No.
Biji Tumbuhan
Cahaya dan Suhu
Air dan Kelembaban
Sarana Menanam
1.
Kacang hijau
Terang dan gelap
10 ml per dua hari
Gelas plastik
2.
Kacang hijau
Terang dan gelap
10 ml per dua hari
Gelas plastik
3.
Kacang hijau
Terang dan gelap
10 ml per dua hari
Gelas plastik
4.
Kacang hijau
Terang dan gelap
10 ml per dua hari
Gelas plastik
5.
Kacang hijau
Terang dan gelap
10 ml per dua hari
Gelas plastik


ü  Variabel Terikat
Kecepatan pertumbuhan tanaman kacang hijau dlihat dari akar, batang, dan daun tanaman kacang hijau.

Alat dan Bahan            :
Alat
§  5 buah gelas plastik
§  Paku
§  Penggaris
Bahan
§  10 buah biji kacang hijau
§  Tanah
§  Pasir
§  Kerikil
§  Kapas
§  Serbuk gergaji
§  Air
Langkah Kerja                :
1.        Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.        Lubangi bagian bawah gelas plastik dengan paku, kecuali untuk gelas plastik yang berisikan kapas.
3.        Masukkan tanah, pasir, kerikil, kapas, dan serbuk gergaji ke dalam gelas plastik masing-masing yang telah tersedia dengan jumlah yang sama.
4.        Tanamlah 2 buah biji kacang hijau pada masing-masing medium yang telah di siapkan.
5.        Tempatkan tanaman kacang hijau di tempat yang teduh.
6.        Siram dengan 10 ml air setiap dua hari sekali.
7.        Pengamatan di lakukan setelah 3 hari penanaman serta pengamatan di lakukan dalam jangka waktu 3 hari sekali dengan cara :
·         Panjang batang diukur menggunakan mistar
·         Lebar daun di ukur menggunakan mistar



8.    Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
No.
Hari Setelah Tumbuh
Panjang Batang (cm)
Lebar Daun    (cm)
Jumlah Daun
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E


















* Ket : A = Media tanam tanah
            B = Media tanam pasir
            C = Media tanam kerikil
            D = Media tanam kapas
E = Media tanam serbuk gergaji

















PEMBAHASAN
v  Hasil Pengamatan

Berikut hasil pengamatan yang di rangkum dalam tabel pengamatan :
No.
Hari Setelah Tumbuh
Panjang Batang (cm)
Lebar Daun (cm)
Jumlah Daun
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
1.
3 hari
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.
6 hari
0,2
0,3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.
9 hari
0,9
1,4
-
-
-
0,3
0,5
-
-
-
2
2
-
-
-
4.
12 hari
2
2,6
0,3
0,6
0,8
1
1,2
-
-
-
2
2
-
-
-
5.
15 hari
6
6,5
4
3,5
5
1,6
1,9
0,8
1
1,3
2
2
2
2
2
6.
18 hari
6,1
7,7
5,6
4,1
6,1
1,6
2
1,1
1
1,4
2
2
2
2
2
7.
21 hari
6,2
8,5
6
4,5
6,7
1,7
2,1
1,2
1,1
1,5
2
2
2
2
2
8.
24 hari
6,9
9
6,2
5
7
1,8
2,1
1,5
1,2
1,6
2
5
2
2
2
9.
27 hari
7,1
9,2
6,3
5
7,3
1,8
2,1
1,5
1,3
1,7
5
5
2
2
2
10.
30 hari
8,2
9,5
6,6
5,2
8
1,9
2,2
1,6
1,4
1,8
5
5
2
2
5

v Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman kacang hijau mulai berkecambah saat usia 3 hari. Saat itu terlihat kuncup batang mulai terlihat di atas permukaan tanah walau hanya terlihat sedikit. Walaupun akar kacang hijau terdapat dalam tanah, ujung akar yang tumbuh memenjang tetap terlihat pada gelas plastik bekas air mineral. Sedangkan daun pertama tumbuh pada hari ke-7.
Tumbuhan kacang hijau yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan paling cepat terdapat dalam medium tanah pasir. Akar, batang, dan daunnya paling panjang diantara yang lainnya. Namun kecepatan pertumbuhan tersebut mempengaruhi keadaan tanaman. Hal ini dapat dilihat dari daun dan batangnya. Warnanya hijau kekuningan, sedangkan batangnya berwarna hijau muda. Kondisi ini juga terjadi pada tumbuhan kacang hijau pada media tanam serbuk gergaji.
Kondisi di atas berbanding terbalik dengan kondisi tanaman kacang hijau yang terdapat dalam tanah. Tanaman kacang hijau yang terdapat dalam tanah memang lebih pendek daripada tanaman kacang hijau yang terdapat dalam medium tanah pasir. Namun kondisi tanamannya sangat baik. Batangnya berwarna yang sama yaitu hijau muda, sedangkan daunnya berwarna hijau segar.
            Kemudian, dilihat dari tabel pengamatan terlihat jelas bahwa pertumbuhan kacang hijau pada media tanam kapas paling lambat di banding dengan media tanam lainnya. Padahal apabila di tinjau dari kemampuan mempertahankan kelembaban kapas jauh lebih berpotensi di banding dengan kerikil karena kerikil mudah basah namun cepat kering.
            Di lihat dari tabel pengamatan, kecepatan pertambahan ukuran panjang batang dan lebar daun setiap harinya tidak konstan atau tetap. Kemudian, jumlah daun yang tumbuh dari pucuk daun pertama kali hanya dua yaitu di hari ke-7 setelah penanaman lebih khususnya pada tanaman kacang hijau pada media tanam tanah dan pasir kemudian di susul oleh tanaman kacang hijau pada media tanam lainnya , setelah itu mulai tumbuh pucuk daun kembali yang menghasilkan tiga daun pada hari ke-24.
           
v Uji Hipotesis
Dengan penelitian mengenai pengaruh media tanam terhadap kecepatan   perkecambahan tanaman kacang hijau ini, dapat diketahui bahwa hipotesis yang di sajikan ternyata sesuai dengan hasil dari penelitian.
a)     Hipotesis menyatakan bahwa berbagai media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau, pernyataan ini di nyatakan benar karena terlihat jelas pada tabel pengamatan bahwa kecepatan perkecabahan kacang hijau berbeda-beda tergantung media tanamnya.
b)     Hipotesis menyatakan bahwa tanaman kacang hijau lebih cepat tumbuh dan berkembang pada medium tanah pasir, pernyataan ini dapat dinyatakan benar karena terbukti dalam tabel pengamatan perkecambahan pada media pasir lebih pesat di bandingkan pada media tanam lainnya.
c)     Hipotesis menyatakan bahwa bagian akar tanaman kacang hijau lebih cepat tumbuh, pernyataan ini benar karena setelah di amati bagian akarlah yang pertama terbentuk, setelah akar barulah batang serta daun mulai tumbuh.









KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan penulis menyimpulkan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau dimulai dengan tumbuhnya akar, batang, baru kemudian daun. Proses tersebut memerlukan waktu yang berbeda. Oleh sebab itu, akar tumbuh lebih panjang dibandingkan batang ataupun daun.
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan yang demikian itu, dipengaruhi oleh media tanam. Berdasarkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau dapat di urutkan dari yang tercepat yaitu pada media tanam pasir, tanah, serbuk gergaji, kerikil dan yang paling lambat adalah pada media tanam kapas.  Tanah pasir yang miskin unsur hara, merupakan medium paling baik untuk kecepatan pertumbuhan. Walaupun keadaan tanaman kacang hijau tidak sebaik tanaman yang terdapat dalam tanah humus. Baiknya keadaan tanaman kacang hijau yang terdapat dalam tanah humus disebabkan karena tanah humus kaya akan unsur hara.

B.   Saran
1.      Perlu diadakan penelitian ulang untuk lebih memperkuat hasil penelitian.
2.      Sebaiknya faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada   tanaman juga harus diperhatikan.
3.      Penanaman kacang hijau sebaiknya tetap dalam keadaan tanah yang subur.



#Semoga laporan penelitian di atas dapat membantu teman-teman. By : Muthia Primayunita @SMAN1_Pangalengan @XII_IPA1